Oleh: Kurnia P. Wijaya

Sekretaris Bidang Humas DPP PKS


Saya rasa hampir seluruh hadirin di Rakernas PKS tahun 2023 yang digelar di Jakarta lalu sepakat, bintang dari acara tersebut adalah, kakak dan pace dari Papua Raya. Kehadiran mereka sangat mencolok bukan hanya karena mereka mengenakan berbagai ornamen khas bumi cenderawasih, namun juga bagaimana mereka menularkan semangat yang begitu menggelegar sekaligus syahdu. 


Saya kebetulan sedang meliput di ruang VIP ketika Presiden PKS Ahmad Syaikhu, mengundang para perwakilan dari tanah Papua secara khusus ke ruangan terbatas tersebut untuk sekadar mengobrol dan menjamu. Satu persatu mereka menyampaikan berbagai perasaan mereka, mulai dari bagaimana jauhnya sampai ke Ibukota-eh calon mantan Ibukota- ini, semangat mereka bergabung bersama PKS, hingga tekad memenangkan PKS dan Anies Baswedan di 2024. 


Mendengar itu, saya yang kecil dan besar di Kota saja mungkin tak sampai seteguh dan sekuat tekad mereka. Salah satunya Pace Terius, yang merupakan kepala suku di Papua dan baru saja dilantik sebagai Ketua DPW PKS Papua Pegunungan. Dari matanya ketika ia bicara, menampakan betapa besar cintanya untuk Indonesia. Betapa dia ingin, dari tanah Papua ini hadir sebuah kontribusi untuk Perubahan bagi Indonesia. Lahir dan besar di keluarga penginjil tak lantas membuatnya berbeda jalur dengan PKS, karena menurutnya, apa yang diperjuangkan PKS sama dengannya. 


Sesaat sebelum obrolan ringan selesai, suasana yang tadinya ceria dan penuh senyum berubah drastis, tiba-tiba semua berdiri dan menyanyikan lagu khas Papua dengan syahdu. TANAH PAPUA, judulnya. Seketika itu pula suasana merinding menyelimuti seisi ruangan. Bergetar semua hati kami. Bahkan saya melihat beberapa diantara kami meneteskan air mata mendengar nyanyian itu, juga senyum dan mata berkaca-kaca dari yang lainnya. Sungguh langka dan benar-benar menusuk dan menghujam ke hati. Setiap kata dari lirik lagu tersebut, yang dinyanyikan langsung oleh putra asli Papua, dengan penuh cita untuk tanah kelahirannya, epic. 


Benarlah bahwa Papua adalah mutiara, bukan hanya karena alamnya yang indah rupawan tiada obat, tapi juga karena ia sederhana namun tulus. Jika kau ingin menikmati pemandangan ketulusan, lihat dan bercakap saja dengan tatapan mata mereka. Kau akan temukan ketulusan yang sama dengan yang diberikan oleh alam tanah surga yang diciptakan Tuhan untuk Indonesia, Papua. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama